Seks menjadi simbol sebuah kebebasan dan dosa. Seks yang bagaimana? Seks yang dilakukan oleh pasangan yang tak terikat secara syariah keagamaan. Namun banyak dari teman-teman begitu mudah melakukannya. Bukankah hal ini dosa?
Apakah seks sudah menjadi dosa yang tak berlaku karena terkikis zaman dan pergaulan. Saya kira kita cukup dewasa untuk menyikapi semua hal tentang ini. Namun saat seks dilakukan oleh pasangan berlainan jenis (saya tidak menyinggung masalah homoseksual) tahukah anda sapa yang paling rugi?? Wanita. Karena resiko terbesar justru dialami kaum hawa ini. Bukan polling atau survey ini adalah fakta nyata. Saat terjebak dalam kasus kehamilan wanita yang mengalami kerugian, jika itu berlanjut kepada tindakan aborsi wanita sekali lagi menjadi mahluk lemah yang paling merugi. Jika kita telah mengetahui kenyataan ini apakah kita sanggup merelakan mahluk yang seharusnya mendapatkan tempat terbaik ini mengalami hal-hal yang hanya akan merusak masa depannya secara dahsyat. Kalaupun hal diatas tidak sampai terjadi bagaimana jika kaum hawa yang terlibat dalam seks berdosa ini harus hidup dengan seorang lelaki yang bukan nerupakan pasangan pertama dia saat melakukan seks. Bicara salah, tidak bicarapun salah karena merusak kepercayaan sebuah hubungan yang sakral.
Mengetahui fakta diatas apa yang harus kita lakukan? Mungkin bagi yang belum melakukan, secara jujur dan siapapun mengetahui bahwa hal ini adalah kenikmatan tetapi tisak sedikit yang bisa menyadari besarnya dosa yang ikut didalamnya, tiga kata, kenikmatan yang salah. Bagi siapapun yang pernah melakukan ini tetap dosa, dan memang nikmat. Apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya? Salah satu saran seorang bijak adalah dengan beribadah kepada Tuhan kita semua Allah SWT. Bagaimana ibadah ini dapat mencegah kita? Satu jawaban khusyuklah. Jika khusyukpun tidak mampu berarti seks tetap menjadi ancaman bagi kita. Ada satu cara lain yang mungkin kita tidak sadari. Cara yang bagaimana??
Sebelumnya saya akan beri satu cerita yang singkat namun cukup mengena dihati saya dan menyadarkan saya satu cara terbaik menghindari seks. Saya pernah berbincang dengan seorang teman yang sudah lama tidak saya temui. Saat itu dia mencintai wanita dan memang menggoda parasnya. Dan tanpa basa basi saya menanyakan pernahkah dia melakukan seks dengan wanita tersebut? Dia menjawab dengan tegas “kalaupun aku harus melakukan seks aku gak akan melakukan dengan dia, aku terlalu mencintai dia sehingga aku gak bisa merusak masa depannya hanya karena nafsu yang terkadang kita salah artikan sebagai cinta. Bahkan saat seorang lelaki melakukan seks sebagian besar dari mereka masih ragu akan sebuah tanggung jawab dan aku bagian dari mereka”
Itu dia jawabannya bedakanlah antara nafsu dan cinta. Nafsu itu merusak sedang cinta itu mengasihi. Jika saat ini anda sedang memiliki pacar, jika anda lelaki dan seks menggoda anda yakinkan diri anda teman, anda hanya akan merusak orang yang anda cintai dengan nafsu yang tanggung itu. Jika anda wanita yakinkan apakah benar cinta yang akan dia berikan atau seonggok sperma yang mengandung nafsu luar biasa ?
Sekarang terserah anda bagaimana, keputusan selalu tepat berada ditangan anda. Namun ada kehidupan orang lain yang bersinggungan dengan keputusan anda.
Tulisan ini bukan menggambarkan kesucian saya, bahkan sampai saat ini saya ibarat kapal yang terombang-ambing akan makna sebuah seks. Karena saya menyadari sedari dulu cinta dan nafsu dalam diri ini ternyata berjalan beriringan.
Mengetahui fakta diatas apa yang harus kita lakukan? Mungkin bagi yang belum melakukan, secara jujur dan siapapun mengetahui bahwa hal ini adalah kenikmatan tetapi tisak sedikit yang bisa menyadari besarnya dosa yang ikut didalamnya, tiga kata, kenikmatan yang salah. Bagi siapapun yang pernah melakukan ini tetap dosa, dan memang nikmat. Apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya? Salah satu saran seorang bijak adalah dengan beribadah kepada Tuhan kita semua Allah SWT. Bagaimana ibadah ini dapat mencegah kita? Satu jawaban khusyuklah. Jika khusyukpun tidak mampu berarti seks tetap menjadi ancaman bagi kita. Ada satu cara lain yang mungkin kita tidak sadari. Cara yang bagaimana??
Sebelumnya saya akan beri satu cerita yang singkat namun cukup mengena dihati saya dan menyadarkan saya satu cara terbaik menghindari seks. Saya pernah berbincang dengan seorang teman yang sudah lama tidak saya temui. Saat itu dia mencintai wanita dan memang menggoda parasnya. Dan tanpa basa basi saya menanyakan pernahkah dia melakukan seks dengan wanita tersebut? Dia menjawab dengan tegas “kalaupun aku harus melakukan seks aku gak akan melakukan dengan dia, aku terlalu mencintai dia sehingga aku gak bisa merusak masa depannya hanya karena nafsu yang terkadang kita salah artikan sebagai cinta. Bahkan saat seorang lelaki melakukan seks sebagian besar dari mereka masih ragu akan sebuah tanggung jawab dan aku bagian dari mereka”
Itu dia jawabannya bedakanlah antara nafsu dan cinta. Nafsu itu merusak sedang cinta itu mengasihi. Jika saat ini anda sedang memiliki pacar, jika anda lelaki dan seks menggoda anda yakinkan diri anda teman, anda hanya akan merusak orang yang anda cintai dengan nafsu yang tanggung itu. Jika anda wanita yakinkan apakah benar cinta yang akan dia berikan atau seonggok sperma yang mengandung nafsu luar biasa ?
Sekarang terserah anda bagaimana, keputusan selalu tepat berada ditangan anda. Namun ada kehidupan orang lain yang bersinggungan dengan keputusan anda.
Tulisan ini bukan menggambarkan kesucian saya, bahkan sampai saat ini saya ibarat kapal yang terombang-ambing akan makna sebuah seks. Karena saya menyadari sedari dulu cinta dan nafsu dalam diri ini ternyata berjalan beriringan.